Apa itu SUFI DAN TASAWWUF menurut ulama Ahlu Sunnah wal Jama'ah (part 1)

Assalamu'alaikum Wb.Wr

Pada akhir zaman ini banyak bermunculan orang-orang yang mengatas namakan/melebel diri mereka sendiri sebagai sufi/sufiyah yang mana mereka mengakui bahwa mereka mempunyai kelebihan yang tidak diberikan kepada banyak orang lain seperti bisa membaca pikiran, membaca isi hati,bisa membaca sifat orang dan masih banyak omong kosong yang mereka lontarkan. Yang merusak pemahaman orang-orang mengenai sufi dan tasawwuf
Mungkin sekali waktu kita sedikit mengalami kesulitan untuk menjelaskan tasawuf dan sufi kepada orang lain dengan kalimat singkat dan sederhana.
Penulis hanya ingin belajar memberikan sedikit ulasan pendapat para ulama ahlu sunnah wal Jama'ah jadi jika ada yang tidak sependapat berarti dia akan berurusan dengan ulama tersebut di akhirat.
 Sebelum membahas pendapat para ulama mari kita sama-sama memahami bahwa sufi adalah seorang yang telah sampai di puncak dalam memahami ilmu tasawwuf. 
Sedangkan ilmu tasawwuf itu ada ilmu untuk mengatur atau membawa hati untuk selalu ada pada kondisi yang diajarkan Rosulullah.Saw
Mari kita baca dengan seksama beberapa pendapat ulama dibawah ini.. 
Bismillah... 

-Imam Maliki (Malik bin Anas – Ulama besar pendiri mazhab Maliki)
 beliau juga murid Imam Jafar as Shadiq ra, mengungkapkan pernyataannya yang mendukung terhadap ilmu tasawwuf sebagai berikut, “Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawwuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawwuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawwuf dengan disertai fiqih dia meraih kebenaran.” (lihat kitab ‘Ali al-Adawi dari keterangan Imam Abil-Hassan, vol. 2: 195)

Penulis: dari pendapat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa seorang tidak akan bisa memisahkan antara ilmu fiqih dan ilmu tasawuf dan apa bila ada orang yang mengaku bahwa dia adalah seorang sufi maka percayalah bahwa dia sedang berbohong dan berangan-angan karena seorang tidak akan sampai di puncak sufi sebelum mempelajari ilmu fiqih secara matang dari guru-guru yang bersanad

-Imam Nawawi (620-676 H./1223-1278 M)
Dalam risalahnya beliau menulis : “Ciri jalan sufi ada 5: menjaga kehadiran Alloh dalam hati pada waktu ramai dan sendiri, mengikuti Sunah Rasul dalam perkataan dan perbuatan, menghindari ketergantungan kepada orang lain, bersyukur pada pemberian Alloh meski sedikit dan selalu menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Alloh Swt. (Maqasid at-Tawhid:20)
Penulis: salah satu ciri-ciri sufi adalah selalu mengikuti/mengamankan sunnah surah,sariroh,dan siroh


-Syaikh Fakhruddin ar Razi (544-606 H ; Ulama besar dan ahli hadits)
“Jalan para sufi adalah mencari ilmu untuk memutuskan hati mereka dari kehidupan dunia dan menjaga diri agar selalu sibuk dalam pikiran dan hati mereka dengan mengingat Allah pada seluruh tindakan dan perilaku .” (I’tiqad al Furaq al Musliman, hal. 72, 73)

 Penulis: seorang tidak akan bisa memahami ilmu tasawwuf tanpa ilmu yang bersanad seperti hanya membaca buku dan memahami dengan sendirinya


-Imam Syafi’i (Muhammad bin Idris, 150-205 H ; Ulama besar pendiri mazhab Syafi’i)
Beliau berkata, “Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan menerima 3 ilmu :
1. Mereka mengajariku bagaimana berbicara
2. Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati
3.Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawwuf.”(Kashf al-Khafa and Muzid al-Albas; Imam 'Ajluni) 

Penulis: seorang sufi tidak akan menyakiti orang lain dengan lisan atau perbuatannya jadi jika ada orang yang mengaku dirinya sufi atau ahli tasawwuf maka ketahuilah dia sedang berbohong dan berangan-angan
Lanjut part 2

Wallahu wa'walan

Komentar

Postingan Populer