Ratu Bidadari
Assalamualaikum
Menjadi Pelita di Istana Cinta.
Rumah tangga bukan sekadar atap dan dinding, bukan pula hanya tempat bernaung dari panas dan hujan. Ia adalah taman cinta tempat dua hati bertemu, dua jiwa menyatu, dan dua insan belajar saling mengerti dalam ridho Ilahi.
Di dalam rumah itu, seorang istri bukan hanya penghias ruang, tapi cahaya yang menuntun. Bukan hanya pelengkap hari, tapi juga pelipur lara. Ia adalah pelita yang menyala lembut, menghangatkan hati suami, dan mendamaikan jiwa anak-anak.
Menjadi istri sholeha bukan sekadar status atau gelar, tetapi peran yang dijalani dengan sepenuh cinta dan pengorbanan.
1. Kedudukan Istri dalam Islam
Islam memuliakan wanita sebagai istri, bukan dengan menempatkannya di belakang, tapi di sisi suaminya—sebagai penolong, teman sejati, dan penyejuk mata. Allah berfirman:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.”
(QS. Ar-Rum: 21)
Wanita yang sholeha adalah amanah besar dari Allah untuk seorang lelaki. Ia bukan beban, tapi anugerah. Ia bukan tanggungan, tapi tanggung jawab yang dijalani dengan cinta.
2. Menjadi Istri yang Taat dan Pengertian
Taat bukan berarti kehilangan jati diri. Pengertian bukan berarti menghapus keinginan sendiri. Tetapi istri sholeha tahu kapan harus berbicara, dan kapan cukup dengan diam yang menenangkan. Ia tahu bahwa rumah bukan tempat untuk membuktikan siapa yang paling benar, tapi tempat untuk saling memaafkan sebelum tidur.
Ia mendengarkan bukan untuk membalas, tapi untuk memahami. Ia berbicara bukan untuk menyudutkan, tapi untuk menenangkan. Bahkan dalam amarahnya, ia masih menjaga nada suara, karena ia tahu, suaminya adalah pemimpinnya di dunia, dan harapannya di akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
"إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ"
(رواه أحمد و ابن حبان)
Artinya: “Jika seorang wanita melaksanakan salat lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.’”
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Betapa mulia dan indah janji Allah untuk seorang istri yang taat.
3. Pendidikan Anak dalam Islam
Dalam pelukan seorang ibu, terbentuklah peradaban. Dalam kelembutan tangannya, tertanam akhlak generasi masa depan. Istri sholeha adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya pengajar kehidupan sebelum mereka mengenal sekolah.
Ia tidak hanya mengajarkan huruf dan angka, tapi juga adab dan iman. Ia tidak hanya menenangkan tangisan, tapi juga menanamkan nilai dan doa. Ia mencium kening anaknya seraya membisikkan cinta dan harapan, “Nak, jadilah orang yang Allah cintai.”
Seorang istri sholeha mendidik bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan teladan. Ia tidak perlu marah agar anaknya patuh. Cukup dengan kelembutan dan doa panjang di sepertiga malam, ia memohon agar anak-anaknya menjadi ahli surga.
4. Menguatkan Bukan Menjatuhkan
Dalam rumah tangga, akan ada luka, kecewa, dan duka. Tapi istri sholeha tahu bahwa suaminya adalah manusia biasa yang tak selalu sempurna. Ia tidak menjatuhkan saat suaminya gagal, tapi justru menggenggam erat tangannya seraya berkata, "Aku di sini. Kita lewati semua ini bersama."
Ia tidak menuntut dunia, karena ia yakin kebahagiaan yang sesungguhnya adalah saat keluarga kecilnya bersama dalam sujud, dalam tangis doa yang sama, dan dalam harap yang mengarah ke surga.
5. Diam yang Menenangkan, Senyum yang Menguatkan
Terkadang cinta tak butuh banyak kata. Cukup senyum yang tulus saat suami pulang kerja, cukup air hangat yang disiapkan saat lelah menghampiri. Cukup masakan sederhana yang dibuat dengan cinta. Semua itu lebih dari cukup untuk menjadikan rumah sebagai surga dunia.
Wanita sholeha bukan wanita sempurna. Tapi ia terus belajar menyempurnakan cinta, menyucikan niat, dan menguatkan suaminya, agar rumah tangganya tidak sekadar langgeng di dunia, tetapi juga kekal bersama di surga.
Wahai wanita yang dirindukan surga...
Jadilah penyejuk mata, bukan bara dalam rumah tangga. Jadilah penuntun dalam doa, bukan pemicu luka. Karena sesungguhnya, suami yang beruntung bukanlah yang mendapatkan istri cantik, tapi yang mendapatkan istri yang membuatnya semakin dekat kepada Allah.
00:10 wita Makassar 20 mei 2025
Komentar
Posting Komentar